Muhammad ibn Abdul Wahhab telah membuat agama baru yang diajarkan kepada pengikutnya. Dasar ajarannya ini adalah menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya dan meyakini bahwa Allah adalah benda besar Yang duduk di atas Arsy. Keyakinan ini adalah penyerupaan Allah dengan makhluk-Nya, karena duduk adalah salah satu sifat manusia. Dengan ajarannya ini,Muhammad ibn Abdul Wahhab telah menyalahi firmanAllah:
ليس كمثله شيء
Maknanya: 'Dia (Allah) tidak menyerupai segala sesuatu dan tidak ada sesuatupun yang menyerupai-Nya". (Q.S asy-Syura: 11)
Para ulama salaf bersepakat bahwa barangsiapa yang menyifati Allah dengan salah satu sifat di antara sifat-sifat manusia maka la telah kafir. Sebagaimana hal ini ditulis oleh Imam al Muhaddith as-Salafi ath-Thahawi (227 - 321 H) dalam kitab aqidahnya yang terkenal dengan nama (العقيدة الطحاوية
pernyataannya adalah:
Maknanya: "Barang siapa mensifati Allah dengan salah satu sifat dari sifat-sifat manusia, maka ia telah kafir'.
Di antara keyakinan golongan Wahhabiyyah ini juga adalah mengkafirkan orang yang berkata: "Yaa Muhammad..", mengkafirkan orang yang berziarah ke makam para nabi dan para wali untuk bertabarruk (mencari barakah), mengkafirkan orang yang mengusap makam para nabi untuk bertabarruk.
Mereka (golongan Wahhabiyyah) dalam hal ini menyalahi para sahabat dan orang-orang salaf soleh. Telah menjadi kesepakatan bahwa boleh kata "Yaa Muhammad.." ketika dalam kesusahan.
semua umat Islam bersepakat tentang kebolehan melakukannya dalam praktik seharian mereka,mulai dari para sahabat nabi, para tabi'in dan semua generasi Islam hingga kini. Bahkan Imam Ahmad ibn hanbal; Imam Madzhab Hanbali yang mereka mendakwa sebagai madzhab yang mereka ikuti, ,menyatakan kebolehan menyentuh dan meletakkan tangan di atas makam Nabi Muhammad . menyentuh mimbarnya dan mencium makam dan mimbar tersebut apabila diniatkan untuk bertaqarrub(mendekatkan diri) kepada Allah dengan bertabarruk. Ini ia sebutkan dalam kitabnya yang sangat terkenal judul : aljami’ fi al’ilali wa ma’rifati alrijal.
Puak wahabi totok telah menyimpang dari jalur umat Islam dengan mengkafirkan orang yang berstighatsah kepada Rasulullah dan bertawassul dengannya setelah wafatnya. Mereka berkata: " Bertawassul dengan selain yang hidup dan yang hadir (ada di hadapan kita) kufur'. Atas dasar kaedah ini, mereka kafirkan orang yang berbeza pendapat dengan mereka dalam masalah tawassul ini dan menghalalkan membunuhnya. Pernimpin mereka Muhammad ibn Abdul Wahhab berkata: "Barang siapa yang masuk dalam dakwah kita maka ia mendapatkan hak sebagaimana hak-hak kita dan memiliki kewajiban sebagaimana kewajban-kewajiban kita dan barang siapa yang tidak masuk (dalam dakwah kita) maka ia kafir dan halal darahnya".
Bagi yang hendak mengetahui secara luas tentang dalil-dalil yang membantah pernyataan-pernyataan mereka, silalah membaca kitab-kitab yang banyak ditulis dalam membantah mereka seperti kitab yang berjudul arradu almuhkam almatiin karya seorang muhaddith di Maghribi iaitu Syekh Abdullah al Ghummari ,dan kitab yang berjudul almaqalaat assaniyah fi kasyfi dholalat ahmad bin taimiyah karya
Para ahli fiqh. hadits, tafsir serta para sufi di segenap penjuru dunia Islam telah menulis banyak sekali (lebih dari seratus) risalah-risalah kecil atau buku-buku khusus untuk membantah Muhammad ibn Abdul Wahhab dan para pengikutnya. Di antaranya adalah Syekh Ahmad ash-Shawi al Maliki (W. 1241 H), Syekh Ibnu 'Abidin al Hanafi (W. 1252 H), Syekh Muhammad ibn Humaid (W. 1295 H) mufti Madzhab Hanbali di
wa Allah A'lam.